Byan – BeritaGaruda
JAKARTA, BeritaGaruda – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyambut baik keputusan kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%. Menurut Direktur Utama BRI Sunarso, pada press conference kinerja Triwulan I 2024 yang diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April, kenaikan suku bunga tersebut merupakan keputusan yang logis dan rasional di tengah tantangan ekonomi global.
“Kami akan mengikuti kebijakan BI. Situasi global dan domestik yang menantang pada akhirnya memaksa pelaku industri untuk dapat merespons dengan baik dan bijak,” ungkapnya.
Di sisi lain, Sunarso juga menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. Seperti diketahui, hingga akhir kuartal I-2024 tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%. Kemudian dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97%.
“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
Pada kuartal I-2024, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, yakni secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triiliun. Kemudian penyaluran kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% diantaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
BRI mampu menjaga kualitas kredit yang diberikannya melalui penyaluran kredit tersebut. Rasio Loan at Risk (LAR) meningkat dari 16,39% pada Kuartal I-2023 menjadi 12,70% pada akhir Kuartal I-2024. Rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali tercatat di kisaran 3,11%.
Dari sisi kewajiban, perseroan memiliki kemampuan untuk menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1.416,21 triliun rupiah, atau pertumbuhan 12,80 persen per tahun, hingga akhir Maret 2024. Dana murah (CASA atau Current Account Savings Account) masih merupakan sumber utama portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen yoy.
Baca juga : Komentar Jokowi Mengenai Kemenangan Timnas Indonesia Atas Korea Selatan